Entri Populer

Senin, 11 Juli 2011

Motivasi Kerja

2.1    Motivasi
2.2.1     Pengertian
Menurut Stoner dan Freman (1995) dalam Nursalam (2007), motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang (Nursalam, 2007).
Sbortell dan Kaluzny (1994) dalam Nursalam (2007) mengatakan, motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berprilaku (Nursalam, 2007).
Selanjutnya dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa motivasi yaitu perasaan atau fikiran yang mendorong seseorang melakukan sesuatu dan berkontribusi pada tingkat komitmen seseorang.
2.2.2     Faktor Individual Yang Mempengaruhi Motivasi
Tingkat motivasi atau hubungan kekuasaan atau budaya organisasional sukar untuk dinilai, maka mungkin berharga untuk memulai dengan membahas faktor-faktor yang mudah didefinisikan dan tersedia datanya guna kepentingan sebuah organisasi (Stepen P. Robbin, 2003) berikut dikemukakan pula karakteristik biografis yang dapat mempengaruhi motivasi, sebagai berikut:
1.      Jenis Kelamin
Tempat terbaik untuk memulai adalah dengan pengakuan bahwa terdapat beberapa perbedaan penting antara pria dan wanita. Misalnya tidak ada perbedaan yang konsisten pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah. Keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas atau kemampuan belajar. Sementara studi-studi psikologis telah menemukan bahwa wanita telah bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif dan besar kemungkinannya dari pada wanita dalam memiliki pengharapan (ekspetasi) untuk sukses. Satu masalah yang nampaknya membedakan antara jenis kelamin, khususnya saat karyawan mempunyai anak-anak prasekolah adalah pilihan jadwal kerja, karena ibu-ibu yang bekerja lebih mungkin untuk memilih pekerjaan paruh waktu, jadwal kerja lentur (fleksibel) dan telekomuting (mengerjakan pekerjaan kantor di rumah). Peran histories wanita dalam perawatan anak dan sebagai pencari nafkah sekunder dengan pasti telah berubah sejak dasawarsa 1970-an dan sebagian besar pria dewasa ini mempunyai kepentingan yang sama seperti wanita dalam hal perawatan dan masalah-masalah yang dikaitkan dengan perawatan anak.
2.      Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu bagian dari kemampuan seseorang dalam melakukan berbagai kegiatan dalam sebuah organisasi. Karenanya kemampuan intelektual akan tertanam dan terlihat secara jelas dalam diri karyawan ketika melakukan pekerjaannya. Hal demikian merupakan sebuah motivasi yang sangat penting dan muncul dalam diri setiap karyawan yang bersangkutan. Kemampuan intelektual yang dimiliki adalah kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Pekerjaan berbeda-beda dalam tuntutannya bagi pemangku pekerjaan itu untuk menggunakan kemampuan intelektual mereka. Dengan pendidikan yang dimiliki, akan menjawab berbagai dilema yang dihadapi oleh para majikan yang menggunakan uji kemampuan mental untuk seleksi, promosi, pelatihan dan keputusan personalia yang serupa adalah bahwa mereka mungkin mempunyai suatu dampak negatif pada kelompok-kelompok kerjanya. Dengan demikian bahwa pendidikan sangatlah menentukan motivasi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya karena dengan cara berpikir pun memberikan kemudahan bagi dirinya dalam berinteraksi dengan para rekan kerja khususnya pada para pimpinan.
3.      Usia
Kemungkinan besar hubungan antara usia dengan kinerja merupakan isu yang makin penting, khususnya motivasi merupakan bagian dari kinerja seorang karyawan. Terdapat tiga alasan, yaitu ada keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia. Kedua, realita bahwa angkatan kerja menua, misalnya pekerja usia 55 tahun dan yang lebih tua merupakan sektor yang berkembang paling cepat dari angkatannya. Ketiga, perundang-undangan menyatakan bahwa untuk segala maksud dan tujuan menyatakan pensiunan yang bersifat perintah sebagai melanggar hukum.
Bagaimana usia kerja merosot dengan makin tuanya seseorang, karena sering diandaikan keterampilan seseorang individu terutama kecepatan, kecekatan dan koordinasi mengikis/menurun dengan berjalannya waktu dan bahwa kebosanan pekerjaan yang berlarut-larut dan kurangnya rangsangan intelektual semuanya menyumbang pada berkurangnya motivasi.
Dapat disimpulkan bahwa tuntutan dari kebanyakan pekerjaan bahkan untuk pekerjaan dengan persyaratan kerja tangan yang berat tidaklah cukup ekstrem untuk kemerosotan keterampilan fisik apapun yang disebabkan oleh usia berdampak pada motivasi atau jika suatu kemerosotan karena usia sering diimbangi oleh perolehan karena pengalaman.
4.      Masa Kerja
Senioritas sebagai masa seseorang menjalankan pekerjaan tertentu dapat dikatakan bahwa menunjukan suatu hubungan positif antara senioritas dan motivasi kerja karena masa kerja yang di ekspresikan sebagai pengalaman kerja tampaknya menjadi peramal yang baik terhadap kinerja karyawan. Masa kerja merupakan variabel yang ampuh dalam menjelaskan keluar masuknya karyawan. Secara konsisten ditemukan bahwa masa kerja berhubungan negatif dengan keluar masuknya karyawan, bahkan perilaku seorang karyawan dapat menunjukan masa kerja pada suatu pekerjaan sebelumnya dari seorang karyawan. Bukti menunjukan bahwa masa kerja dan kepuasan karyawan melalui motivasi dalam dirinya saling berkaitan positif. Bila usia dan masa kerja diperlakukan secara terpisah tampaknya masa kerja akan merupakan peramal yang lebih konsisten dan mantap dari kinerja para karyawan.
2.2.3     Bentuk Motivasi
Stoner dan Freeman (1995) dalam Nursalam (2007) mengemukakan motivasi menurut bentuknya terdiri atas:
1.   Motivasi Intrinsik
Yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing yang meliputi:
a.    Otonomi
Otonomi adalah kebebasan untuk memilih tindakan tanpa kendali dari luar. Otonomi merupakan salah satu komponen yang penting dari disiplin profesional yaitu penetapan mekanisme untuk pengaturan sendiri dan penyelenggaraan mandiri (Susilowati, 2002).
b.   Status Profesional
Status professional adalah perasaan tenaga kesehatan secara umum dalam meningkatkan keterampilan profesional, kegunaan pekerjaan, status pekerjaan dan harga diri terhadap profesi keperawatan (Ghale, 2008).
c.    Tuntutan Tugas
Menurut Slavitt, tuntutan tugas adalah tugas yang harus dilakukan sesuai dengan pekerjaan dan kemampuan yang merupakan tanggungjawab dan kewajibannya atau segala macam tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan sebagai bagian regular dari pekerjaan (Iskandar, 2001).
d.   Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah kebutuhan akan kerjasama secara timbal balik antara karyawan dengan atasan, teman sekerja, tim karyawan lain dan konsumen. Makin baik hubungan interpersonal seseorang maka makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya dan makin cermat mempersepsikan tentang orang lain dan diri sendiri, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung antara komunikan (Rakhmat, 2003).
e.    Interaksi
Interaksi adalah kesempatan dan kemampuan individu dalam melakukan percakapan baik formal maupun informal selama bekerja. Interaksi diperlukan untuk selalu melakukan tindakan dengan benar. Interaksi yang dilakukan dengan benar dapat menurunkan konflik antara karyawan, meningkatkan partisipasi, dan meningkatkan keterampilan.
2.      Motivasi Ekstrinsik
Yaitu daya dorong yang ada diluar diri seseorang yang meliputi:
a.    Gaji
Adalah pembayaran dalam bentuk barang atau uang dan keuntungan-keuntungan yang diterima oleh individu karena telah bekerja sesuaia dengan pekerjaannya. Upah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang termotivasi dalam bekerja.
b.   Kebijakan dan administrasi
Keterpaduan antara pimpinan dan bawahan sebagai suatu keutuhan atau totalitas sistem merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui pendekatan manajemen partisipatif, bawahan tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan sebagai subjek Soedjadi (2010). Dengan komunikasi dua arah akan terjadi komunikasi antar pribadi sehingga berbagai kebijakan yang diambil dalam organisasi bukan hanya merupakan keinginan dari pimpinan saja tetapi merupakan kesepakatan.
 c.    Kondisi kerja
Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh peralatan yang memadai tentu akan membuat pegawai bebas untu bekerja. Menurut Sumarmi dkk (2000) bahwa dengan kondisi kerja yang nyaman, karyawan akan merasa aman dan produktif dalam bekerja sehari-hari.

Jumat, 29 April 2011

Manual CNC LM 250

INSTRUCTION MANUAL

CNC LM 250 
                      

 




 











INSTRUCTION MANUAL


Machine Name     :      LM 250
Model                   :      CNC MACHINE
Machine No.         :      L 250.06.0810
Customer             :      KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Name of Country :      INDONESIA
Delivery Date       :      February 2011

PREPARED BY :
 






















I
PENDAHULUAN


1.1  PENGGUNAAN BUKU MANUAL

Manual Book ini dibuat sebagai panduan dan petunjuk untuk mengoperasikan mesin dengan benar, aman, dan efisien beserta cara-cara perawatannya.
Setelah membaca Manual Book ini, diharapkan dapat memahami dengan seksama tentang cara pengoperasian dan perawatan CNC LM 250 Machine serta dapat memperhatikan segala aspek keselamatan kerja dan kinerja mesin agar tetap optimal.

1.2  FUNGSI MESIN

Fungsi utama CNC LM 250 adalah untuk mengerjakan proses permesinan (mesin bubut) secara otomatis dan optimal (komputerisasi).

1.3  PANDUAN DASAR PENGOPERASIAN MESIN

1.      Bacalah Manual Book dengan seksama dan mulailah dengan mengenali bagian-bagian utama dari mesin, baik electrical maupun mechanical.
2.      Sebelum memulai proses machining pastikan tidak ada tool, part atau benda lain yang menghalangi komponen gerak mesin.
3.      Selama mesin beroperasi tidak diperbolehkan menyentuh komponen gerak mesin termasuk sensor.
4.      Jika dalam operasional mesin ditemukan hal-hal yang abnormal segera tekan tombol Emergency Stop.
5.      Sebelum melakukan perbaikan, perawatan ataupun penyetelan mesin pastikan Power Switch pada posisi Off.
6.      Setelah melakukan perbaikan, perawatan ataupun penyetelan mesin pastikan tidak ada peralatan yang tertinggal.




1.4  SPESIFIKASI MESIN CNC LM 250

Units / Bagian
Description / Penjelasan

Specification / spesifikasi
Travel / Langkah
Z-axis travel /  Langkah sumbu  Z
mm
250

X-axis travel / Langkah Sumbu X
mm
150
Work Space/
 Area Kerja
Swing Overbed (Dia.) / Diameter Benda Kerja Maksimal
mm
280
Spindle / Kepala Gerak
3 Jaws Chuck / Chuck 3 Mata
Clamping
Manual

ChuckDiameter  / Diameter Chuck
Inch
6”

Spindle Speed / Daerah Putar Spindle
Rpm
50 ~ 2800
Turret  / Pemegang Pahat
Turret Capacity  /  Kapasitas Pahat Cadangan
st
4 tools
Motor Power / Daya Motor
Axis Feed Motors Power / Daya Motor Sumbu             X/Z
kW.
1.0

Spindle Motor  / Motor Spindle
kW
2.2
Feed / Gerak Makan
Rapid Traverse / Kecepatan Sumbu Maksimal              X/Z
m/min
12  / 12
Power source / Sumber daya
Power Supply / Sumber daya
Volt
3 Phase 380

Commpressed air pressure / Tekanan Udara                
Mpa(bar)
0,5 ~ 0,7 ( 5~7)
Tank/Tanki
Coolant tank capacity / Kapasitas tangki coolant
Liter
40
Machine dimension /
Overall Height / Ketinggian Mesin
mm
1850
Dimensi mesin
Overall Width X Length / Ukuran Lebar x Panjang
mm
1570 x 1470

Machine Weight / Berat Mesin
Kg
1500
Drive Shaft /
X -axis / Langkah Sumbu X

Ballscrew
Poros Penggerak
Z -axis / Langkah Sumbu Z

Ballscrew
Guide Way /
X -axis / Langkah Sumbu X

LM Guide
Unit Pengarah
Z -axis / Langkah Sumbu Z

LM Guide
CNC Control /
Kontrol CNC


GSK 928 TE II

~ RS 232 Cable for Data Transfer










II
PENGOPERASIAN MESIN STANDAR


2.1         Text Box: 08PENGENALAN OPERATOR PANEL








Text Box: 00



Text Box: 09Text Box: 04Text Box: 03Text Box: 02Text Box: 06Text Box: 05Text Box: 07



Deskripsi
Fungsi
00
Layar / Screen
Tampilan layar utama mesin.
01
Digit key
Input data (0-9)
02
Address key
Input kata/ word dalam pembuatan  program.
03
Function  key
Pilihan pengoperasian sesuai dengan simbol kontrol numeric.


Increasing and Reducing Rapid Override
Menaikkan dan menurunkan kecepatan sumbu dalam mode JOG dan kecepatan sumbu G00 dalam mode AUTO .


Increasing and Reducing Feedrate Override
Menaikkan  dan menurunkan kecepatan gerak dalam mode JOG dan kecepatan gerak G01 dalam mode AUTO.


Ref. Point
Titik posisi aman tool.


Machine Zero

Memposisikan axis pada titik referensi mesin, zero point mesin (0,0). Harus dilakukan jika mesin pertama kali dinyalakan.


Dry Run
Di mode AUTO, adalah suatu program tanpa G, S, M, dan T.


Single Block
Pengoperasian otomatis block demi block program


Edit
Membuat, modifikasi atau menghapus part program dan juga untuk transfer program baik dari PC ke CNC ataupun sebaliknya.


Jog
Pergerakan manual


Auto
Mengaktifkan pengoperasian otomatis, sesuai program yang dipilih.


Parameter
Setting parameter sesuai dengan kebutuhan.


Offset
Setting Tool Offset.


Diagnosis
Display signal I/O external, Kecepatan Spindle




04
Edit Key



Rewrite
Menulis kembali dalam pembuatan program


Delete
Menghapus program


ESC
Membatalkan perintah operasi ataupun membatalkan input data.


Input
Memasukkan data atau memilih program yang akan dijalankan ataupun untuk membuat program baru.


Enter
Tombol konfirmasi


Page up-Down
Mencari parameter di mode PARAMETER/EDIT/OFFSET


Cursor Up – Down - Left – Right
Mencari parameter di mode PARAMETER/EDIT/OFFSET
05
Cycle Start & Feed Hold Button
Tombol  Start dan Pause dalam  Mode AUTO


Cycle Start
Menjalankan program dalam mode AUTO


Feed  Hold
Memberhentikan proses sejenak dalam mode JOG maupun mode AUTO.
06
Manual Axis Control Key
Tombol untuk menggerakkan Axis dam mode JOG


- X
Menggerakkan axis X kearah minus


+ X
Menggerakkan axis X kearah positif


- Z
Menggerakkan axis Z kearah minus


+ Z
Menggerakkan axis Z kearah positif


Rapid / Feed
Untuk mengatur kecepatan sumbu


Manual Step
Memilih lebar langkah dalam mode STEP ataupun MPG


X MPG
Menggerakkan axis X dengan MPG


Z MPG
Menggerakkan axis Z dengan MPG


STEP
Mode STEP dalam Mode JOG
07
Tool Change ,& Auxiliary Key



Spindle CCW
Spindle berputar CCW


Spindle Stop
Spindle berhenti berputar


Spindle CW
Spindle berputar CW


Cooling Control
Mengontrol hidup-mati pompa coolant


Spindle Gear shifting
Untuk Memilih kecepatan spindle motor  jika dilengkapi dengan multi Gear ( Dalam mesin



ini tombol ini tidak difungsikan)


Tool Change
Memilih tool
08
Reset
Ketika system Reset, semua axis berhenti, mesin stop dan kembali
09
Additional Key



Emergency Stop
Tombol untuk mematikan semua fungsi dalam kondisi darurat


Kys Power On
Untuk On/ Off Power mesin (24 VDC)


Pb Start
Untuk Start program dalam mode AUTO


Pb Stop
Untuk berhenti sejenak dalam mode JOG maupun mode AUTO


Pb Unlock Turret
Untuk Unlock Turret secara manual (Digunakan untuk setting ataupun manitenance saja)


SS Lamp machine
Untuk  On/ Off lampu mesin














2.2         Text Box: 13Mengaktifkan Mesin Pertama Kali

a)      Hidupkan MCCB Control (posisi MCCB paling kanan) pada control panel.
b)      Hidupkan power supply utama yang terdapat pada operator panel dengan memutar Key Selector Switch Power ON. Pastikan layar monitor menyala.
c)      Unlock / Release tombol Emergency – Stop  baik yang di operator panel maupun yang ada di MPG.
d)     Selanjutnya tekan Reset & “9”  secara bersamaan. Lepas tombol Reset terlebih dahulu dan “9” kemudian. Setelah itu, tekan “2” untuk memilih system parameter untuk motor servo.
e)      Selanjutnya posisikan mesin pada zero - point mesin
dengan menekan tombol  X Machine Zero Z Machine Zero .
Poin (e) ini hanya dilakukan sekali selama mesin menyala.
f)       Mesin siap untuk operasi selanjutnya.

2.3         Mematikan Mesin
a)      Lock salah satu atau kedua tombol Emergency – Stop
b)     Putar selector kunci Power  ke posisi OFF.
c)      Matikan MCCB Control pada control panel.

Text Box: 132.4    Pengoperasian Spindle Secara MText Box: 13anual

a)      Tekan tombol Jog untuk mengaktifkan manual operation.
b)      Tekan salah satu tombol Spindle Proses. Pilih arah putaran spindle atau    berhentikan putaran jika telah selesai.

Text Box: 132.5   Pengoperasian Pergerakan Manual (Manual Movement) Text Box: 13

a)      Tekan tombol JOG untuk mengaktifkan manual operation.
b)     Gerakan mesin dengan menekan salah satu tombol Arah Axis Manual (-X,+X,-Z,+Z)

2.6  Text Box: 13Text Box: 13 Input Program

a)      Pastikan mesin dalam keadaan stand by setelah melalui proses 1.2.
b)     Tekan tombol  Edit.
c)      Tekan tombol Input untuk masuk ke menu program.
d)     Pilih/input nama program dengan 2 digit.
e)      Tekan  Enter.
f)       Setelah Part program dibuat, System akan otomatis ke mode Edit.

2.7  Text Box: 13Text Box: 13Eksekusi Program Auto

a)      Pastikan mesin telah menyimpan program yang dibutuhkan.
b)     Tekan tombol  Edit.
c)      Tekan tombol Input untuk masuk ke menu program.
d)     Pilih/input nama program dengan 2 digit.
e)      Tekan  Enter.
f)       Tekan tombol  Auto.
g)      Selanjutnya untuk mengeksekusi program tekan  CYC START / Pb Start untuk memulai proses.


























III
PENGOPERASIAN PEMOTONGAN BENDA KERJA


Aktifkan mesin.
a)      Pindahkan posisi braker pada control panel ke posisi “ON”
b)      Power On
c)      Release Emergency Stop
d)     Tekan Jog

 
Untuk lebih detail mengenai tata cara pengoperasian control CNC GSK928TEII Pada mesin CNC LM 250, khususnya pada proses pemotongan / pemakanan benda kerja dari mulai mesin diaktifkan hingga proses auto program adalah sebagai berikut :

 





IV
PERAWATAN MESIN


Untuk menjaga kinerja dan kualitas CNC LM 250 diperlukan tindakan pencegahan atau perawatan berkala terhadap mesin. Tindakan pencegahan dan perawatan tersebut harus memperhatikan aspek-aspek pendukung sepeti:
1.      Pengoperasian mesin sesuai prosedur pengoperasian.
2.      Perawatan secara rutin terhadap mesin.
3.      Penggantian part yang rusak/aus dengan segera.

4.1  PERAWATAN HARIAN

a)      Bersihkan chip, gram, dan kotoran lain setiap memulai dan mengakhiri pengoperasian mesin, pastikan ruang kerja dalam mesin (axis X,Z) bersih dari kotoran (chip, gram, coolant sisa) dan pastikan tidak ada part yang mengangu gerak axis mesin.
b)      Setelah pemakaian disarankan untuk melumasi bagian-bagian mesin tertentu seperti spindle unit (jaws chuck), tool post/turret, hal ini berguna untuk pencegahan korosi terhadap part tersebut.
c)      Gerakkan axis-axis mesin secara manual setiap memulai dan mengakhiri proses, berikan pelumas (grease) apabila perlu.
d)     Kencangkan baut-baut dan sambungan tubing pneumatic (pastikan tidak ada yang kendur dan lepas).
e)      Pastikan tidak ada kebocoran pada saluran coolant dan body mesin.

4.2     PERAWATAN BERKALA

a)      Periksa saringan coolant dan bersihkan dari kotoran yang menempel.
b)      Periksa kualitas coolant dalam tangki dan ganti/ recycle dengan coolant baru apabila kondisi coolant sudah tidak layak pakai.
c)      Periksa bagian FRL pneumatic, kuras air yang terdapat pada filter dan tambahkan oli pada lubricator apabila oli pelumas telah berkurang (lihat indicator level oil pada FRL)
d)     Periksa pergerakan ballscrew, LM guide, dan sliding unit pintu, pastikan pergerakan selalu halus tanpa hambatan. Lakukan pelumasan setiap bulannya.
e)      Periksa gear-gear pada tiap motor, pastikan gerakan selalu halus.
f)       Periksa kondisi motor turret, motor spindle dan motor coolant untuk menghindari kerusakan elektrik dan kerusakan mekanik.
g)      Periksa putaran spindle, pastikan bearing dan kopling tetap kencang dan tidak bising pada berbagai kecepatan spindle. Lakukan pula pelumasan setiap minggunya (Grease).
h)      Periksa kekencangan baut untuk menghindari kerusakan pada part lain.
i)        Ganti part yang telah aus dengan part baru yang sesuai dengan spesifikasi mesin.